
Kab.Malang, aspirasipublik.com – Menjadi salah satu komponen pendukung jalan, keberadaan drainase tak luput dari perhatian Pemkab Malang. Terlebih saat ini, di mana musim hujan diprediksi terjadi mulai bulan depan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM) Kabupaten Malang Ir.Romdhonimenyebut,”bahwa pihaknya sudah menyiapkan dana total Rp.30miliyar untuk memperhatikan bangunan pendukung jalan. Total dana itu tidak hanya untuk drainase saja, tapi juga untuk plengsengan” terang dia.
Jumlah anggaran itu, menurut dia,”sudah tercantum dalam APBD induk 2019. Seiring perjalanan waktu, pihaknya menilai jika beberapa akses jalan di Kabupaten Malang juga membutuhkan perhatian ekstra. Yang salah satunya yakni Jalan Tumapel di Kecamatan Singosari. Akses tersebut kerap tergenang air, khususnya saat musim hujan. ”Keluhan yang masuk ke kami biasanya luberan air juga sampai ke Pasar Singosari. Pembangunani sana pun sudah diajukan lewat mekanisme perubahan anggaran keuangan (PAK). Dia menyebut ada dana Rp.3,4 miliyar yang telah tersedia untuk merealisasikannya. Danrealisasiangaran tersebut pada bulan Oktober lalu. Saat ini masih proses lelang,” sambungnya.
Pembangunan drainase di tempat lain juga terus dikebut DPUBM Kabupaten Malang. Seperti pembangunan drainase di Desa Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Desa Pulosekar dan Desa Pagelaran di Kecamatan Pagelaran.
Dalam tahapannya,Ir.Romdhoni mengaku ada beberapa jalan yang perlu dikepras agar air bisa masuk drainase. Bahkan jika diperlukan kami juga harus melakukan pembebasan tanah milik warga untuk jalur drainase tersebut” imbuhnya.
Kasi Bangunan Pelengkap Jalan DPUBM Kabupaten Malang Dandi B Susanto menjelaskan, pihaknya kini juga terus mengebut pembangunan plengsengan di tebing-tebing pinggir jalan.
Khususnya yang dianggap rawan longsor. Dia lantas menyebut beberapa plengsengan yang kini mulai dibangun. Seperti di Desa Gubugklakah dan Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo. ”Ada pula pembangunan plengsengan di Kecamatan Ngajum” kata dia.
Seluruh tahap pembangunan kelengkapan jalan itu ditarget tuntas pada akhir tahun ini. Seperti diketahui, saat musim hujan, Kabupaten Malang memang rawan sejumlah bencana. Banjir dan tanah longsor menjadi dua bencana yang kerap terjadi.
Dalam kunjungannya ke Kabupaten Malang akhir 2018 lalu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sempat mengumumkan bila sejumlah desa di Kabupaten Malang masuk area rawan bencana.
Saat itu, mereka merinci ada 8.043 desa rawan bencana di Indonesia. Dari jumlah itu, 18 desa di antaranya ada di Kabupaten Malang. Total 18 titik itu tersebar di enam kecamatan.
Yakni Kecamatan Ampelgading, Bantur, Donomulyo, Gedangan, Sumbermanjing Wetan, dan Tirtoyudo. Kecamatan Donomulyo menjadi wilayah paling rawan di Kabupaten Malang. Jadi total ada enam desa di sana yang masuk dalam rekapitulasi BNPB. Di antaranya Desa Sumberoto, Mentaraman, Kedungsalam, Banjarejo, Tulungrejo, dan Purwodadi. (RSY)