
Kota Bekasi, aspirasipublik.com – Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menjelaskan APBD Kota Bekasi tahun 2020 anjlok hingga 50 persen dari total Rp7 triliun.
“Ya separuh, APBD Rp7 triliun separuh terkuras habis,” ujar Pepen sapaan akrabnya, Minggu (7/6/2020).
Sekitar Rp 3,5 triliun dana APBD Kota Bekasi itu digunakan untuk menggaji pegawai, pelayanan kesehatan, penanganan Covid-19, dan serta biaya pendidikan. Sehingga target program-program kerja Pemkot Bekasi belum bisa terpenuhi tahun ini.
“Kan tinggal biaya buat gaji sama kesehatan, pendidikan, selain itu program enggak ada. Itu dahsyatnya, APBN juga sama. DKI juga sama dari Rp90 triliun tinggal Rp40 triliun, kan luar biasa,” imbuhnya.
“Kalau kita enggak buka (kegiatan perekonomian) terus-terusan (pendapatan akan kurang banyak), makanya DKI udah mulai kan,” tambahnya.
Oleh karena itu, guna mendongkrak pendapatan daerah yang merosot, pada masa PSBB proporsional, Pihak Pemkot mulai membuka sejumlah aktivitas perekonomian.
Misalnya, pusat perbelanjaan di Kota Bekasi secara bertahap mulai diperbolehkan beroperasi.
Bahkan, tempat hiburan dan tempat pariwisata diperbolehkan beroperasi asal karyawannya sudah melakukan rapid test berkala.
“Makanya kalau dibuka (aktivitas perekonomian denganpenerapan protokol Covid-19), tadinya empat orang jadi dua orang bayar pajak. Parkirannya juga masuk bukan itu saja, terus kegiatan-kegiatan ekonomi mulai bangun,” katanya.
Meski demikian, Pepen mengklaim tidak asal membuka aktivitas perekonomian tanpa evalusi kasus Covid-19.
Ia berjanji terus memantau perkembangan kasus Covid-19 di Kota Bekasi selama aktivitas ekonomi berjalan kembali.
“Bukan apa dan bagaimana, kan kita ini ingin kehidupan ekonomi kembali normal. Ya ada tenaga kerja yang bekerja terus, juga ada pendapatan yang tentunya untuk menopang pembangunan,” jelasnya
“Sehingga kita tidak terkungkung pada persoalan di mana kita menyelesaikan kasus-kasus baru (Covid-19) di Kota Bekasi,” tutupnya. (Prima/Pardamean)