
Jakarta, aspirasipublik.com – Dr. Hidayati, SE., M.Si. Pada hari ini Tanggal 1 juli 2020 di kampus IPDN Gedung Pasca Sarjana Cilandak Jakarta Selatan resmi Menyandang gelar Doktor Ilmu Pemerintahan ke 108 dari Provinsi Riau.

Walaupun indonesia dan dunia saat ini sedang dilanda musibah pandemi covid -19 IPDN tetap melakukan tahapan proses akademik melakukan sidang terbuka dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan.
Dengan tim promotor yang terdiri dari Prof. Dr. H.M. Aries Djaenuri, MA (hadir langsung) Dr. Sampara Lukman, MA.,(Hadir langsung memimpin jalannya sidang bersama ketua prodi pasca sarjana atas mandat dari Rektor IPDN). dan Dr. Kusworo, M.Si., (hadir Langsung membacakan pertanggungjawaban akademik).
Adapun judul disertasi yang diajukan: Kepemimpinan Kepala Daerah Dalam Meningkatkan Kinerja Dan Pembangunan Kota Pekanbaru Di Provinsi Riau” sebagai tahap akhir dari proses studi yang telah ditetapkan oleh Program Pascasarjana Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
Dengan penguji: 1. Dr. Hadi Prabowo, MM.(rektor IPDN), 2. Prof. Dr. Ermaya Suradinata, SH. MH.(hadir langsung), 3. Prof. Dr. Khasan Effendy, M.Pd.(hadir Langsung ), 4. Prof. Dr. Ngadisah, MA.(hadir Langsung memimpin jalannya sidang bersama Direktur Pasca Sarjana atas mandat yang diberikan Rektor IPDN), 5. Prof. Dr. Triyuni Soemartono, MM.(penguji Eksternal), 6. Dr. Ali Hanafiah Muhi, MP.(hadir langsung), 7. Dr. Ir. Dedeh Maryani, MM.(hadir langsung), 8. Dr. Irwan Tahir, M.Si.(hadir Langsung)

Riwayat singkat Dr. Hidayati, SE,.M.Si.Sebagai berikut: dilahirkan Pekanbaru 28 Februari 1970. Pernikahannya dengan R. Wibisono Hendroyoso, telah karuniai dua orang putra yaitu Milano Wibi dan Batistuta Wibi. Jenjang pendidikan umum Promovenda dimulai dari SDN 7 Rengat Riau, SMPN 1 Rengat Riau, SMEA Negeri Pekanbaru. Promovenda menyelesaikan jenjang pendidikan S I di Universitas Islam Riau Fakultas Ekonomi Studi Pembangunan, Tahun 2013 Berhasil menyelesaikan S.2 Master Sains IP (M.Si) Program Studi Ilmu Pemerintahan.
Dr. Hidayati, SE., M.Si. merupakan seorang Dosen di Universitas Islam Riau (Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik).
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan kepada Pemerintah Pusat dan memberikan nilai guna, bagi Pemerintah Kota Pekan baru Provinsi Riau.
Penelitian tentang kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja dan pembangunan daerah Kota Pekanbaru Provinsi Riau, diharapkan dapat berguna dari aspek praktis maupun teoritis, sebagai berikut: Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pemerintahan terutama dalam mengembangkan teori dan konsep yang terkait dengan kepemimpinan, kinerja dan pembangunan daerah.
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dalam merumuskan kebijakan untuk melakukan evaluasi kebijakan dan menghasilkan rekomendasi untuk pembentukan kebijakan baru serta dapat ditemukan model kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja dan pembangunan Kota Pekanbaru di Provinsi Riau.

Penelitian ini berfokus pada fenomena kepemimpinan kepala daerah dalam meningkatkan kinerja dan pembangunan Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Fokus penelitian ini adalah kepemimpinan kepala daerah Kota Pekanbaru sedangkan locus penelitian adalah Pemerintah Kota Pekanbaru Kabupaten Riau.
Berdasarkan hasil analisis yang peneliti lakukan, menghasilkan beberapa hal sebagai berikut:
- Kepemimpinan Walikota Pekanbaru dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang mengarah pada karaktertistik kepemimpinan transformasional
dengan indikator: pertama, idealized influence atau pengaruh ideal
yaitu perilaku pemimpin yang memberikan visi dan misi, memunculkan rasa bangga,
serta mendapatkan respek dan kepercayaan bawahan. Kedua, inspirational motivation yaitu karakteristik selanjutnya
dari pemimpinan daerah, di mana perilaku pemimpin yaitu mampu mengkomunikasikan
harapan yang tinggi, menyampaikan visi bersama secara menarik, dan
menginspirasi bawahan untuk mencapai tujuan yang menghasilkan kemajuan penting
bagi organisasi. Ketiga, intellectual stimulation yaitu perilaku
pemimpin yang mampu meningkatkan kreativitas dan inovasi bawahan, meningkatkan
rasionalitas, dan pemecahan masalah secara cermat. Keempat, individualized
consideration, yaitu perilaku pemimpin yang memperlakukan masing-masing
bawahan sebagai seorang individu dengan kebutuhan, kemampuan, dan aspirasi yang
berbeda, serta melatih dan memberikan arahan.
- Nilai-nilai kepemimpinan kepala daerah dalam meningkatkan kinerja dan pembangunan Kota Pekanbaru ditunjukkan melalui tiga tangga, yaitu: Pertama, akhlak. Membangun akhlak yang baik, suatu ungkapan hikmah mengatakan, maju bangsa karena akhlak, akhlak rusak hancurlah bangsa. Walikota Pekanbaru mengambil tiga indikator yang diyakini memberi pengaruh sangat besar terhadap membangun akhlak yang baik yaitu: profesional, amanah dan santun (tiga indikator). Kedua, karakter, yaitu sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya. Dalam diri manusia terdapat dua karakter, yaitu karakter baik dan buruk. Untuk mencapai pribadi maupun masyarakat yang berkarakter dapat diwujudkan melalui tangga pertama (akhlak) ditambah dengan tiga karakter yaitu disiplin, kreatif dan inovatif. Ketiga, kualitas. yaitu masyarakat yang berakhlak baik, berkarakter, mau dan mampu bekerja keras, bergerak cepat dan bertindak tepat. Masyarakat yang berkualitas adalah masyarakat yang telah melewati tangga pertama akhlak (profesional, amanah, santun), tangga kedua karakter (disiplin, kreatif, inovatif) dan tangga ketiga kualitas (mampu dan mau bekerja keras, bergerak cepat, bertindak tepat).
- Faktor penghambat penerapan kepemimpinan Kepala Daerah Kota Pekanbaru terdiri dari internal dan eksternal. Faktor internal antara lain masih rendahnya kualitas sumber daya aparatur. Kedua, budaya kerja. Kurangnya disiplin pegawai, hal ini dapat dilihat dari tingkat kehadiran (jam masuk dan keluar kantor), bekerja berdasarkan kebiasaan bukan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedure), tidak kreatif, tidak inovatif dan tidak mau bekerja keras. Ketiga, pola berfikir (Mind set) aparatur. Pola berfikir yang selalu pesimis, apatis, berfikiran sempit dan sulit untuk menerima perubahan dan sesuatu yang baru. Sementara itu kendala eksternal meliputi: Pertama, pola berfikir (Mind set). Rendahnya partisipasi masyarakat terhadap pembangunan, kurangnya perhatian dan kepedulian kepada lingkungan. Kedua, sulitnya melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah daerah lainnya maupun instansi vertikal dari kementerian dan lembaga dalam melaksanakan program-program pembangunan. Ketiga, otonomi setengah hati. Keempat. Ego sektoral dalam pelaksanaan kebijakan strategis di daerah, yang merupakan pengejewantahan kepentingan pemerintah daerah, seringkali kebijakan ini mengalami benturan dengan kepentingan dan kewenangan kementerian kelembagaan yang tidak berpihak kepada masyarakat. Kelima, regulasi yaitu ketentuan dan aturan hukum yang berlaku (UU, PP, Perpres, Kepres, Permen dan Perda) yang berpengaruh terhadap kebijakan pelaksanaan pembangunan.
- Model kepemimpinan yang seharusnya diterapkan di Kota Pekanbaru adalah kepemimpinan demokratis. Dengan kepemimpinan ini keputusan dan kebijaksanaan diambil melalui diskusi sehingga bawahan akan merasa dihargai dan dibutuhkan peranannya. Kepemimpinan ini juga dapat mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat mengajukan pendapat dan saran. Selain itu, melalui penerapan kepemimpinan ini bawahan akan merasa percaya diri dan nyaman sehingga bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk menyelesaikan tugasnya.
pesan promotor, dengan prestasi studi ini dan dengan ilmu yang saudari dapatkan selama mengikuti perkuliahan di program studi ilmu pemerintahan, kini saudari dihadapkan pada tantangan yang lebih besar dan sekaligus tuntutan profesi yang lebih berat. artinya, secara keilmuan, saudari dituntut untuk secara berkelanjutan mendarmabaktikan ilmu pemerintahan tersebut bagi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara yang kita cintai ini. kami berharap dan berpesan kepada saudari agar dapat membuktikan segenap kemampuan profesional saudari di berbagai bidang, serta berperan aktif dalam pengembangan ilmu pemerintahan pada khususnya. jauhkanlah rasa bangga yang berlebihan yang dapat berujung pada kesombongan, gunakanlah ilmu padi yang semakin berisi semakin merunduk, dan jadilah insan profesional yang bertakwa dan berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara. (Joko Susilo)