
Oleh: Joko Supriyanto, SE, MM.
Menjadi bagian dari mahasiswa pada perguruan tinggi yang memiliki reputasi nama besar dan dikenal masyarakat luas kemungkinannya merupakan impian banyak orang. Maka tidak mengherankan jika pada masa-masa penerimaan mahasiswa baru, kampus-kampus tersebut dibanjiri oleh orang-orang yang ingin mendaftar sebagai mahasiswa dan bisa kuliah diperguruan tinggi tersebut. Fenomena tersebut tidaklah mengherankan, karena faktanya memang demikian. Disini fokus kita bukanlah mengenai tentang dukungan fasilitas antara perguruan tinggi favorit dan perguruan tinggi biasa, tentang wadah kompetisi-kompetisi untuk pengembangan potensi diri perguruan tinggi favorit dan perguruan tinggi biasa, dan sebagainya yang berkaitan keakademisian, namun dalam pijakan sisi lain mengapa nama suatu perguruan tinggi bisa begitu dikenal oleh masyarakat luas.
Bila diperhatikan dan kita lihat bahwa pada umumnya perguruan tinggi yang memiliki nama mentereng, ternama, dikenal oleh masyarakat luas, rupanya juga ditopang oleh para lulusannya atau para alumninya. Dimana mereka para alumni tersebut memiliki kemampuan-kemampuan yang mumpuni dalam menjaga nama baik serta mengangkat almamaternya dalam kiprah-kiprah mereka pada jabatan-jabatan strategis pekerjaannya baik pada perusahaan swasta, lembaga-lembaga, birokrasi-birokrasi kepemerintahan, pada bidang wirausaha atau bisnis, bahkan pada bidang politik, serta peranan-peranan mereka dalam kehidupan sosial bermasyarakat yang tersebar diberbagai penjuru tempat baik nasional maupun internasional.
Topangan-topangan andil dari para alumninya itulah yang tentunya dapat menjadi perhatian bagi perguruan tinggi bahwa ada sumberdaya yang baik dan membutuhkan pengakuan-pengakuan yang mendorong terciptanya hubungan dan potensi kemajuan baik itu kemajuan perguruan tinggi dan juga kemajuan atas pencapaian-pencapaian para alumninya. Adanya kekuatan ikatan alumni inilah yang terkadang kurang disadari oleh perguruan tinggi untuk mengarah pada suatu pengelolaan kebermanfaatan yang baik antara perguruan tinggi dengan para alumninya guna membesarkan nama perguruan tinggi itu sendiri. Dengan demikian menjadi penting bagi kampus untuk tetap memberikan dukungan dan perhatiannya untuk mahasiswa yang telah diluluskannya. Dengan begitu, perguruan tinggi tidak hanya menerima mahasiswa, melakukan proses pendidikan, serta meluluskan, dan setelah itu selesai. Begitu pula sebaliknya, bagi para lulusannya, secara sadar memandang bahwa keberadaan ikatan alumni sebagai wadah bagi para lulusan penting dipandang bukan hanya untuk sekedar menjaga eksistensinya sebagai orang yang pernah kuliah diperguruan tinggi tersebut. Namun jauh daripada itu, adanya ikatan alumni juga sebagai wadah yang memiliki nilai-nilai luhur sebagai sarana silaturahmi, berbagi informasi baik pekerjaan maupun peluang-peluang pengembangan potensi diri, serta penciptaan-penciptaan kegiatan yang memiliki kebermanfaatan kedalam yaitu bagi adik-adiknya yang masih berada di kampus sebagai mahasiswa aktif di perguruan tinggi tersebut, kebermanfaatan keluar bagi masyarakat luas, serta secara lateral kesamping bagi sesama kalangan alumni itu sendiri yang pada akhirnya secara kedepan bagaimana baik perguruan tinggi maupun alumni melihat tantangan-tantangan kedepan dan juga kemampuan melihat peluang, potensi kedepannya dalam meraih keunggulan kompetitif
Disadari pula bahwa, untuk membangun sebuah ikatan alumni pada perguruan tinggi yang kuat memanglah tidak semudah seperti membalikan telapak tangan, banyak tantangan-tantangan yang dihadapi seperti faktor kesibukan-kesibukan alumni itu sendiri setelah lulus, memandang tidak penting sebuah ikatan alumni, menganggap jika sudah lulus sudah tidak ada kaitannya dengan kampusnya lagi, adanya kegiatan alumni berarti akan timbuknya pembiayaan, dan sebagainya. Namun selain itu, faktor yang sangat penting ialah seperti saluran komunikasi bagi alumni yang mungkin tidak tersedia dengan baik dan tidak terorganisir dengan baik, sehingga menyulitkan bagi para alumni mendapatkan akses saluran komunikasi tersebut. Faktor kepengurusan ikatan alumni yang kurang berjalan juga menjadi hambatan tersendiri bagi jalan atau tidaknya program-program kerjanya, kurang keterdukungannya dari para anggota alumni atas agenda-agenda yang ingin dilaksanakan juga merupakan faktor yang cukup menghambat kelancaran kegiatan alumni itu sendiri.
Dari sekian banyak faktor-faktor yang menjadi tantangan dalam membangun ikatan alumni yang kuat, tentu kita sadari pula bahwa peran serta keterdukungan perguruan tinggi juga penting dalam memberikan andilnya terghadap ikatan alumni. Keterdukungan dari perguruan tinggi sejatinya juga menjadi bagian daripada tujuan yang hendak dicapai oleh perguruan tinggi. Dalam hal ini pada umumnya setiap perguruan tinggi memiliki tujuan seperti menghasilkan lulusan-lulusan terbaik mereka. Namun bagaimana perguruan tinggi tersebut mengetahui dengan baik atas sebaran seluruh alumninya, bilamana tidak adanya sinergitas informasi dan saluran komunikasi yang terintegrasi antara lembaga pendidikan tersebut dengan para alumninya. Artinya bahwa menjadi penting bagaimana perguruan tinggi tidak sekedar memiliki data jumlah kelulusan mahasiswanya secara statistik dari waktu kewaktu, serta melepaskan begitu saja para lulusannya tanpa adanya rancangan perangkat-perangkat yang sistematis dan dapat mendukung agar para alumni dengan kampusnya tetap terhubung. Selain itu terintegrasinya informasi dan komunikasi yang dapat terakses oleh para alumni dan perguruan tinggi, juga memberikan kebermanfaatan bagi perguruan tinggi tersebut seperti sebagai saluran media rekam jejak para lulusannya (tracer study) yang bermanfaat guna mengetahui sejauhmana serapan para lulusannya, pemetaan bidang-bidang pekerjaan alumni serta sebaran tempat atau wilayah para alumni berada.
Dengan demikian, tantangan-tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan alumni yang memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, namun dalam semangat yang sama, paradigma yang tepat, serta tujuan yang bermanfaat, mendorong kita dalam pemikiran sulit bukan berarti tidak dapat dilakukan. Kesadaran-kesadaran akan kebermanfaatan yang besar inilah dibutuhkan pola pikir yang secara bersama-sama harus tertanam pada diri masing-masing alumni dan juga perguruan tinggi, bahwa untuk membangun kemajuan, antara perguruan tinggi dan alumni dibutuhkan sinergitas yang saling mendukung. Adanya pemikiran bahwa ikatan alumni tidak memiliki peranan untuk membesarkan nama perguruan tinggi bukanlah pada level untuk memposisikan paradigma tersebut. Kesulitan dan mungkin sebagainya dalam mengelola ikatan alumni merupakan tantangan tersendiri bagaimana mencari dan menemukan solusi dari permasalahan yang ada dan bukan sekedar berpangku tangan atas suatu keadaan.
Oleh karena itu, selain daripada struktur organisasi alumni yang memungkinkan mendukung pencapaian tujuan secara efektif dan efisien, juga diperlukan agenda-agenda yang sifatnya membangun komunikasi antara mahasiswa aktif, perguruan tinggi, serta alumni. Menurut Chaster Bernard (Amirullah, 2015:27), memandang organisasi sebagai sistem kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Dalam hal ini tampak jelas bahwa terdapat hubungan yang sistematis antara ketiganya. Sebagai masukan adalah sumberdaya yang tersedia di sekitar atau luar lingkungan kampus yaitu masyarakat, pemprosesan terjadi pada perguruan tinggi dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan, dan keluaran adalah merupakan produk yang dihasilkan oleh perguruan tinggi tersebut yaitu para lulusannya atau para alumninya. Selanjutnya dalam kiprah dan peran para lulusan tersebut di masyarakat juga dapat turut serta membawa nama almamater. Dalam hal demikian, bukan tidak mungkin kemampuan mumpuni para alumni dalam menjaga serta membawa nama baik almamaternya di masyarakat, akan memberikan citra yang baik pula terhadap perguruan tinggi, dan pada akhirnya dapat pula memberikan umpan balik terhadap perguruan tinggi dengan mendatangkan masukan-masukan sumber daya yang akan masuk dan kuliah di kampus tersebut, selain itu juga dikenalnya nama perguruan tinggi tersebut.
Selanjutnya sinergitas ketiganya juga dapat di implementasikan dalam agenda-agenda kampus dengan mengundang atau menghadirkan para alumni yang dianggap memiliki kesesuaian dengan agenda tersebut. Dengan cara tersebut dimungkinkan pula para mahasiswa dan para alumninya terjalin adanya hubungan komunikasi, inspirasi, pengetahuan, dan jejaring informasi yang bermanfaat. Disini kampus juga telah memberikan keterdukungan serta upaya-upaya yang membangun antara mahasiswa, perguruan tinggi dan alumninya, serta banyak lagi cara yang sederhana yang dapat dilakukan. Oleh sebab itu, kesadaran akan pentingnya ikatan alumni perlu ditempatkan pada pemikiran bahwa untuk mencapai hal besar, maka diperlukan upaya-upaya yang tepat dan efisien, desain struktur organisasi alumni yang mendukung pada pencapaian tujuan ikatan alumni, media penghubung sebagai saluran komunikasi, terbangunnya kesamaan nilai, agenda-agenda berkelanjutan dan bermanfaat.
Dengan demikian, kita sampai pada suatu kesimpulan bahwa ikatan alumni bagi perguruan tinggi merupakan hal yang penting. Keberadaan ikatan alumni bukan sekedar sebagai tempat untuk menunjukkan eksistensinya alumni semata, namun juga membawa nilai-nilai baik bagi sesama alumni, bagi kampus, dan bagi masyarakat melalui agenda-agenda yang bermanfaat serta menjadi bagian ujung tombak dalam menjaga nama baik almamaternya, serta meningkatkan reputasi perguruan tingginya. Lebih lanjut lagi adanya wadah ikatan alumni juga dapat memberikan manfaat pembuka jalan bagi para alumni yang baru lulus dalam memasuki dunia pekerjaan, pengembangan diri serta professional. Besar kecilnya sumbangsih dari perguruan tinggi bagi setiap alumnus, telah menjadi bagian dari kehidupan serta perjalanan kesuksesan para alumninya. Akhirnya upaya sinergitas antara perguruan tinggi dengan alumninya menjadi upaya keniscayaan yang pada akhirnya mampu membesarkan nama perguruan tinggi serta ikatan alumni itu sendiri.