
Oleh: Prof. Dr. Drs. Ismail Nurdin, M.Si., @ Dr Joko Susilo Raharjo Watimena, S.PdI.,MM.
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keberagaman budaya, suku, dan agama, memegang teguh sebuah falsafah negara yang menjadi perekat utama: Pancasila. Setiap tanggal 1 Oktober, bangsa ini merayakan Hari Kesaktian Pancasila, mengingatkan kita akan pentingnya menghormati dan memahami nilai-nilai dasar yang menjadi landasan bangsa ini.
Pancasila, berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “lima prinsip,” adalah landasan dasar negara Indonesia. Kelima prinsip ini adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Nilai-nilai inilah yang membentuk jiwa bangsa, mengakar dalam sejarah perjuangan, dan memandu arah masa depan.
Ketuhanan Yang Maha Esa: Fondasi Spiritual Bangsa Prinsip pertama dari Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, menekankan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ini bukan hanya soal agama, melainkan fondasi spiritual yang mengakui keberadaan kekuatan yang lebih tinggi. Dengan memahami dan menghargai kepercayaan agama masing-masing, kita membangun toleransi dan saling menghormati di antara warga negara.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Menjunjung Martabat Manusia Prinsip kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, mengajarkan pentingnya menghormati martabat setiap individu. Ini berarti memberikan perlakuan yang adil dan layak bagi setiap warga negara tanpa memandang suku, agama, atau latar belakang sosial. Melalui nilai ini, kita menciptakan masyarakat yang inklusif dan adil.
Persatuan Indonesia: Mengatasi Perbedaan Prinsip ketiga, Persatuan Indonesia, adalah inti dari identitas bangsa ini. Meskipun kita berasal dari berbagai latar belakang, kita adalah satu bangsa yang sama. Dalam persatuan, kita menemukan kekuatan untuk mengatasi berbagai tantangan dan meraih kemajuan bersama.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Suara Rakyat yang Didengar Prinsip keempat menekankan pentingnya partisipasi rakyat dalam mengambil keputusan yang memengaruhi mereka. Melalui sistem demokrasi, suara setiap warga negara didengar dan dihormati. Keputusan yang diambil didasarkan pada pertimbangan bijak dan musyawarah.
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Mewujudkan Kesetaraan Prinsip kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menunjukkan komitmen untuk menciptakan masyarakat yang adil dan setara. Ini berarti memberikan kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk berkembang dan berkontribusi dalam memajukan bangsa. Melangkah bersama Pancasila berarti mengakui kekuatan besar dari persatuan dalam keberagaman. Kita memahami bahwa keberagaman adalah kekayaan, bukan alasan untuk terpecah belah. Dalam menghadapi tantangan global dan membangun masa depan yang lebih baik, kekuatan Pancasila menjadi kunci.
Hari Kesaktian Pancasila adalah pengingat bahwa kesatuan dan keadilan adalah fondasi yang tidak boleh kita tinggalkan. Kita memperingati peristiwa bersejarah yang menguji kekuatan Pancasila, dan mengambil inspirasi dari para pahlawan yang rela berkorban untuk kebenaran.
Sebagai generasi penerus, tugas kita adalah meneruskan semangat ini. Kita harus belajar dari sejarah, menghargai nilai-nilai Pancasila, dan mengamalkannya dalam tindakan sehari-hari. Dengan begitu, kita akan melangkah bersama Pancasila menuju masa depan yang lebih cerah dan harmonis bagi bangsa Indonesia.