
Tangerang, aspirasipublik.com – Sabtu, 12 Juli 2025 — Rektor Universitas Pramita Indonesia Dr. Zalzulifa, M.Pd menegaskan pentingnya membumikan gagasan “Kampus Berdampak dan Riset Bermartabat” melalui integrasi kurikulum dengan pengembangan teaching factory berbasis potensi ekonomi kreatif desa. Hal ini disampaikan dalam sesi matrikulasi Program Magister Ilmu Pemerintahan (MIP) yang diikuti oleh 38 mahasiswa izin belajar, termasuk pejabat dari Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Pemerintah Kota Tangerang, serta unsur pimpinan daerah seperti Bupati dan Wali Kota Tangerang.
Dalam paparannya, Rektor mengangkat konsep Indoresto sebagai prototipe teaching factory kampus yang menggabungkan antara kegiatan akademik, produksi nyata, serta pelayanan publik. “Konsep ini adalah wujud nyata bagaimana riset dan pembelajaran bisa berdampak langsung pada masyarakat serta menjunjung martabat keilmuan,” ungkap Rektor. Ia menambahkan bahwa Indoresto bukan sekadar laboratorium kewirausahaan, melainkan juga panggung praktik tata kelola pemerintahan mikro yang bisa dimodelkan dalam konteks desa dan kelurahan.
Sebagai bagian dari transformasi pembelajaran berdampak, setiap mahasiswa MIP akan didorong menjadi brand ambassador untuk membangun citra, identitas, dan promosi potensi wisata serta ekonomi kreatif desa kelahirannya. Langkah ini diyakini dapat memperkuat jembatan antara pengembangan kapasitas aparatur dengan pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal.
Disaksikan Ketua Pembina Yayasan Citra Pramita Tangerang Ihwan Soebadio dan Ketua Senat Akademik Dr. Halim Dermawan, M.H, gagasan besar ini mendapat dukungan penuh dari pimpinan fakultas dan pusat kajian. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Dr. Aziz Gunawan, M.IP.; Ketua Kelompok Belajar, Dr. Rujiman, M.IP.; serta Direktur Pusat Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Pengembangan (P3M), Dr. Syamsul Bahri, menyatakan siap menjadikan Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang sebagai lokasi role model perdana. Di tempat ini akan diuji coba integrasi kurikulum berbasis pengabdian masyarakat dan riset terapan berbasis kebutuhan nyata desa.
Program MIP Universitas Pramita Indonesia memosisikan dirinya bukan sekadar ruang akademik, melainkan juga mesin penggerak reformasi birokrasi, inovasi pelayanan publik, serta pemberdayaan desa. Kehadiran mahasiswa dari unsur pejabat pemerintah daerah dalam program ini menjadi katalis penting dalam mewujudkan kebijakan riset dan pengabdian yang bermartabat.
Universitas Pramita Indonesia, melalui penguatan konsep teaching factory, penugasan strategis brand ambassador desa, serta penetapan lokasi-lokasi demonstratif seperti Mauk, tengah menyusun peta jalan penelitian dan pengabdian masyarakat yang dinakhodai oleh Program Magister Ilmu Pemerintah dibawah pimpinan Dekan Fisipol Universitas Pramita Indonesia Tangerang Dr. Aziz Gunawan M M Ini menjadi wujud konkret kampus yang tak hanya membangun teori, tetapi hadir sebagai bagian dari solusi. (JSR Watimena & Hendra Kusumawati)