
Serang, aspirasipublik.com – Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi merupakan program prioritas Kementerian PUPR dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. Bendung dan Jaringan Irigasi Pamarayan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tercantum pada Peraturan Presiden No. 56 Tahun 2018.
Menyadari pentingnya fasilitas tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3), mengadakan kegiatan pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Ciujung (Paket I&II) di Kabupaten Serang.
Dengan demikian Rehabilitasi ini dapat memberikan manfaat yang nyata di mana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani.
Kepala SNVT PJPA C3, Daniel, S.T, M.T menyampaikan Rehabilitasi Daerah Irigasi Ciujung dilakukan Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3).
“Ditjen Sumber Daya Air (SDA) merupakan proyek lanjutan tahun 2020 yang sebelumnya terkena Refocusing Dampak Pandemi,” ugkapnya.
Menurutnya, Rehabilitasi ini merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Apalagi Kabupaten Serang merupakan salah satu Kabupaten yang menjadi motor utama dalam pemenuhan kebutuhan pangan di Banten.
“Dengan produktivitas padi sebanyak 5,53 ton per hektar pada tahun lalu, Kabupaten Serang memberikan kontribusi paling besar atas capaian Provinsi Banten sebagai Provinsi yang mampu menembus sembilan besar produsen beras nasional pada tahun 2020.” ujarnya.
Daniel melanjutkan, Rehabilitasi D.I ini diharapkan dapat memberikan multi manfaat dalam mengairi area persawahan terhadap peningkatan hasil pertanian yang berada di kawasan tersebut sebagai lumbung pangan nasional di Kabupaten Serang.
“produktivitas padi sebanyak 5,53 ton per hektar pada tahun lalu, Kabupaten Serang memberikan kontribusi paling besar atas capaian Provinsi Banten sebagai Provinsi yang mampu menembus sembilan besar produsen beras nasional pada tahun 2020”,” imbuhnya.
“Bagaimanapun, produktivitas dalam membangun infrastruktur harus tetap terjaga di tengah masa pandemi ini. Hal ini mengingat jaringan irigasi ini untuk ketahanan pangan kita. Justru karena pandemi, ketahanan pangan harus didukung untuk diperkuat. Hanya saja tantangan kita untuk tetap memonitor dan memastikan kondisi kesehatan staf dan mitra kerja kita serta menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, seperti mewajibkan memakai masker, membiasakan cuci tangan, dan selalu menjaga jarak,” papar Daniel.
PPK Irigasi dan Rawa II BBWSC3, Bagus Dwi Pratama Mengamini apa yang telah disampaikan Kepala SNVT PJPA C3, dengan pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Ciujung ini maka masyarakat petani akan terbantu dengan pemenuhan kebutuhan Irigasi seluas 5.605 hektar sehingga meningkatkan produktivitas lahan padi dan meningkatkan intensitas tanam dalam setahun yang sebelumnya hanya sebesar 175 persen menjadi 178 persen.
“Adanya jaringan irigasi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Kabupaten Serang yang merupakan salah satu lumbung pangan nasional. Petani yang biasa mengandalkan suplai air dari tadah hujan dapat terpenuhi melalui air irigasi yang berkelanjutan, sehingga intensitas tanam dari 100% menuju 245% dengan skala panen dari sekali setahun menjadi 2-3 kali dalam setahun.
“Jadi ini juga salah satu upaya meningkatkan ketahanan pangan dan meningkatkan produksi pertanian,” ujar PPK Irigasi dan Rawa II BBWSC3.
“Tujuannya untuk menjaga ketahanan air baku, khususnya disektor pertanian. Jadi untuk memastikan bahwa petani dapat menerima air sampai sawah tertinggi dan terjauh di D.I Ciujung,” ungkapnya.
Bagus berharap, setelah pembangunan ini rampung, masyarakat bisa semakin menikmati manfaatnya. Akan tetapi dia berpesan agar masyarakat juga untuk ikut menjaga hasil pembangunan. Salah satunya dengan tidak mendirikan bangunan di sempadan irigasi.
Kegiatan Rehab Jaringan Irigasi D.I. Ciujung ini tersebar pada Saluran Induk dan Saluran Sekunder Pamarayan Timur dan Utara, yang melintasi beberapa kecamatan, meliputi Kec. Kibin, Kec. Bandung, Kec. Kragilan, Kec. Pontang. Kec. Tirtayasa. Kec. Carenang. Kec. Pamarayan, Kec. Lebak Wangi dan Kec. Tanara Pekerjaannya mencakup pemasangan lining, capingan, balok, pasangan batu, galian sedimentasi, perbaikan pintu air, dan Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP) dan Jalan Inspeksi.
“Setelah ini kami harapkan program pemerintah berkenaan dengan penanggulangan saluran irigasi dapat berjalan secara bertahap, dan kami akan memprioritaskan pada lokasi-lokasi yang memang berdampak langsung, khususnya pada daerah daerah yang dikategorikan kritis. itu bisa langsung kita upayakan untuk rehabilitasi jaringan maupun pembangunan baru yang manfaatnya bisa dirasakan masyarakat luas terutama para petani diwilayah sekita,” tandas Bagus.
Sementara salah seorang warga sekitar, Imron mengaku bisa merasakan dampak lebih besar pasca-rehabilitasi irigasi tersebut. Karena selama ini dia kerap memanfaatkan aliran sungai untuk kebutuhan mandi dan cuci. Namun setelah direhabilitasi, efeknya debit air akan semakin kencang.
“Kalau selama ini debit airnya sangat kurang. Apalagi sedimentasinya cukup tinggi sehingga malah sering banjir. Saya memanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan cuci. Kalau petani untuk pengairan sawah, dan petani sudah banyak merasakan manfaatnya,” kata Imron tersenyum. Dengan adanya Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Ciujung juga memberi pengaruh lain, yakni kawasan irigasi yang lebih asri,” pungkasnya. (Seno)