
Oleh: AM. Jufri -Tenaga Ahli Wamen KPPPA /Tim Pemberdayaan Kegiatan Sinergisitas Antar KL – BNPT Tahun 2017-2024
Sejak 1 Agustus 2025, Merah Putih berkibar di seluruh penjuru negeri, di semua ruang publik. Ornamen merah putih dalam berbagai bentuk menghiasi seluruh benda sekitar. Anak-anak, remaja, pemuda, dewasa sampai lansia, laki dan perempuan, dari berbagai sudut jalan, gang, lapangan, kampung di desa dan kota, teramaikan berbagai aktivitas kegembiraan merayakan Hari Merdeka, 17 Agustus 1945.
Kegembiraan adalah wujud syukur kita semua. Kita dapat mewarisi anugerah besar negeri tercinta ini. Secara geografis, kita memiliki 8.300.000 km persegi luas darat & perairan (Badan Informasi Geo Spasial & Pushidros TNI Angkatan Laut, 2015) dan 17.504 pulau (16.056 telah dibakukan PBB). Secara sosial budaya, kita negeri yang majemuk, terdiri dari 1340 suku bangsa (Badan Pusat Statistik, 2010), 652 bahasa (Badan Pengembangan, 2018) dan 6 Agama yang memiliki kitab suci dan hari besar yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Kita juga bersyukur, seluruh anak negeri berpartisipasi mengisi kemerdekaan dan memakmurkan rakyat di berbagai bidang kehidupan. Para petani dan pekebun dapat menanam, merawat dan memetik berbagai buah, sayuran, tanaman palawija, dan produk hutan dengan menggarap daratan yang terbentang dari gunung, lembah, ladang, sawah dan halaman rumah. Para pembudidaya dan nelayan dapat membibitkan, membesarkan dan menangkap ikan dari perairan samudra, teluk, pesisir, tambak dan kolam.
Para desainer dan pengembang ekonomi kreatif bersama jejaring pemimpin perusahaan, direktur, manager, karyawan dan buruh, dengan dukungan teknologi mengolah bahan mentah menjadi karya, mengembangkan berbagai industri yang mendukung kualitas hidup kita semua.
Para pilot, kapten, nahkoda, masinis, sopir, driver online dan offline, berperan menggerakkan barang dan memobilisasi warga lintas wilayah. Para Rektor, Kepala Sekolah, Dosen dan Guru, dengan secara telaten dan penuh disiplin, mendidik cakrawala pikiran, ketrampilan, dan pekerti generasi. Para Ulama, Pendeta, Bhiksu, Cendikiawan, dan Budayawan, memimpin ibadah, membimbing umat, mengajarkan ilmu dan akhlak, yang menjernihkan pikir, mencerahkan hati, dan melembutkan prilaku masyarakat.
Para Jenderal, Kolonel, Mayor dan Prajurit di TNI & Polri menata tertib dan tegak hukum disiplin kepada anak negeri. Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Gubernur, Walikota/Bupati, Camat, dan Lurah/Kepala Desa , melayani, menata dan membangun kualitas hidup rakyat secara adil. Para Pimpinan Partai, Legislatif, Aktivis, Wartawan cetak dan online, menata demokrasi, mengawasi kebijakan dan mempastikan armada negeri berjalan pada konstitusi.
Kenyamanan, ketenangan dan kelancaran segala aktivitas dari bangun tidur sampai tidur kembali, dari keluar rumah sampai kembali ke rumah, dari pagi sampai malam, dari anak-anak sampai lansia, dari sekolah-bekerja sampai pensiun, adalah buah dari semangat juang para pahlawan, para pemimpin bangsa, dan seluruh rakyat Indonesia.
“Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah” (Jas Merah), semboyan terkenal yang diucapkan oleh Presiden Soekarno dalam pidatonya pada Hari Ulang Tahun Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1966 dan juga diungkapkan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya pada kegiatan upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer TNI di Batujajar, Jawa Barat pada Minggu (10/8/2025) adalah pengingat dan inspirasi bagi bangsa ini, bagaimana para pejuang negeri dan pahlawan bangsa rela berkorban raga dan jiwa mereka demi Indonesia merdeka.
Raga dengan peluh keringat dan tumpahan darah para pejuang dan pahlawan bangsa, telah me-merah-kan semangat keberanian anak negeri hingga kini. Merah “keberanian” itu telah menginspirasi persatuan seluruh anak negeri, membentuk pelangi yang indah dan harmoni dari “Sabang sampai Merauke”, dari “Miangas sampai Pulau Rote” untuk mempertahankan kemerdekaan dan mengisinya dengan pembangunan negeri.
Jiwa dan ketulusan para pejuang dan pahlawan bangsa, telah me-mutih-kan niat suci sanubari generasi kini dalam membangun negeri. Dinamika dan perbedaan pendapat, pro vs kontra, koalisi vs oposisi, pujian vs kritik, mendukung vs menentang, dalam konteks kebangsaan dan demokrasi adalah bagian dari semangat kesucian, ketulusan dan kejujuran menjaga dan membangun negeri.
Merah putih adalah simbol identitas negara dan kebanggaan masyarakat Indonesia. Seyogyanya, Merah Putih menjadi pondasi langkah “keberanian atas kesucian” dalam mengelola, mengisi, membangun, dan menata negeri yang bersatu, berdaulat, membuat rakyat sejahtera, dan memajukan Indonesia.