
Manado, aspirasipublik.com – Aliansi Serikat Buruh/Serikat Pekerja di Sulawesi Utara (Sulut) dan sejumlah organisasi Angkot Manado menolak rencana pengoperasian bus Buy The Service (BTS) di Kota Manado, pada awal Bulan November 2025.
“Pendapatan kami akan menurun drastis, angkot yang sudah lama beroperasi bakal mati suri, dan kami bersama keluarga akan menderita,” ujar Bung Elias.
Demikian diungkap Jack Andalangi, Koordinator Wilayah Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia Provinsi Sulawesi Utara (Korwil KSBSI Sulut) dalam keterangan resminya kepada redaksi, Senin (3/11/2025).

“Setidaknya ada beberapa alasan kuat penolakan terhadap beroperasinya bus BTS di Kota Manado,” kata Jack.
Kelima alasan tersebut adalah:
- Kehadiran bus BTS akan mengurangi pendapatan sopir angkot yang sudah ada dan mengancam usaha mata pencarian untuk menafkahi keluarga. Karena dengan kehadiran Bus BTS dengan sendirinya pendapatan mereka menurun;
- Kehadiran bus BTS akan mematikan angkot yang selama ini beroperasi di kota Manado.
- Kehadiran bus BTS akan menyengsarakan dan memiskinkan sopir angkot dan keluarganya.
- Kehadiran bus BTS bukan jawaban solutif pemerintah kota Manado khusus untuk para sopir angkot, tapi justru menjadi musibah dan malapetaka bagi para sopir angkot dan keluarganya.” urai Jack.
- Bus BTS adalah keputusan Pemerintah Kota Manado yang tidak populis, terutama untuk kaum buruh atau pekerja Transportasi dan angkutan.
Untuk itu, ada beberapa langkah yang sudah disiapkan Aliansi Serikat Buruh/Serikat Pekerja Sulut dan sejumlah organisasi Angkot Manado.
“Langkah yang kami ambil adalah, kami akan turun ke jalan melakukan aksi demontrasi ke Pemerintah Kota Manado dan DPRD kota Manado yang telah merestui kebijakan bus BTS ini dan yang hanya berpikir pada usaha kaum kapitalis, karena tidak ada kajian yang matang serta sosialisasi terbuka terbuka serta uji publik komprehensif.” ungkap Jack.
“Karena ini menyangkut hajat hidup keluarga para Sopir Angkot, maka dalam aksi demo tersebut para Sopir Angkot akan membawa anak istri sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah yang mau menghadirkan bus BTS ini.” tandasnya.
Penyimpangan Trayek
Sementara itu, Ketua DPC FTIA Kota Manado sekaligus Ketua Persatuan Sopir Malalayang Kampus (PSMK), Bung Elias Pua, mengungkap bahwa kehadiran Bus BTS akan mengancam usaha dan pendapatan sopir angkot yang selama ini menjadi mata pencaharian utama mereka.
“Pendapatan kami akan menurun drastis, angkot yang sudah lama beroperasi bakal mati suri, dan kami bersama keluarga akan menderita,” ujar Bung Elias.
Ia membeberkan, seharusnya pemerintah melalui Dinas Perhubungan Kota Manado fokus membenahi penyimpangan trayek yang sudah lama terjadi dan menyebabkan kemacetan.
“Laporan kami selama ini terkesan ditutup-tutupi oleh oknum di Dishub Manado,” ungkapnya.
Sekitar 700 sopir angkot bersama keluarga dengan dukungan aliansi serikat buruh/serikat pekerja Sulut, siap turun ke jalan dalam aksi protes sebagai bentuk penolakan tegas terhadap implementasi bus BTS yang dinilai merugikan.
Dalam keterangan resminya, Aliansi Serikat Pekerja/ Serikat Buruh Sulawesi Utara dan organisasi Sopir Angkot yang menolak beroperasinya bus BTS adalah KSBSI Sulut, FTIA, FKUI, FSB NIKEUBA, FSB KAMIPARHO dan Basis Angkot Persatuan Sopir Malalayang Kampus (PSMK). Red




