
Jakarta, aspirasipublik.com – Pernyataan Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Hashim S. Djojohadikusumo tentang Partai Komunis Indonesia (PKI) pada Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Yayasan Mardiko Indonesia (YMI) pada Minggu (27/1/2019) kemarin di Gedung Bhayangkari, Jakarta Selatan, menuai polemik.
Gerah banyaknya opini dan framing media tak netral, karena lebih banyak mengarahkan dengan seolah-olah Prabowo menerima semua mantan anggota PKI tanpa screaning atau filter yang jelas, membuat anggota Tim Komunikasi dan Media BPN Prabowo Sandi memberikan penyanggahannya.
“Saya sangat kecewa dengan framing yang dimainkan media terkait pernyataan Pak Hashim. Jika mau mengutip maka harus mengutip secara lengkap. Hal ini sangat menodai netralitas media apalagi di saat pilpres ini,” ujar Anggota BPN, Nikson Silalahi, Rabu (30/1/2019).
Juga, Nikson yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa apa yang dikatakan Hashim tidak seperti yang diberitakan media.
“Sangat jauh berbeda sekali apa yang dikatakan dan apa yang diberitakan. Fakta, pesan dan konteks komunikasi seperti sengaja dipotong-potong,” ujar Sekjen Gerakan Kristiani Indonesia Raya (GEKIRA) ini.
Kemudian Nikson menceritakan, yang benar dalam paparannya Hashim mengatakan bahwa Prabowo-Sandi dengan terbuka akan menerima dukungan dari semua pihak, tak terkecuali termasuk anak cucu PKI. Tetapi jelas, harus yang sudah bertaubat dan menerima pancasila.
“Yang dimaksud Pak Hashim adalah anak cucu PKI yang telah taubat dan menerima pancasila. Ini jelas. Lah ini kok malah kemana-mana? Ada apa ini?,” katanya heran.
Menurut Nikson, bagi Gerindra, PKI adalah musuh bersama yang tidak boleh dibiarkan tumbuh sedikit pun, sebab di Gerindra pancasila adalah harga mati dan tidak bisa ditawar.
“Gerindra adalah partai nasionalis religius, ini sangat bertentangan dengan paham PKI. Dan kita sudah sepakat bahwa PKI adalah musuh bersama yang tidak boleh kita biarkan tumbuh walau hanya sedikit. Ini sudah final dan tidak bisa ditawar di Gerindra,” jelas Nikson.
Dirinya juga menambahkan, semua sudah sepakat untuk menciptakan pemilu damai, namun sepertinya ada pihak-pihak yang terus berusaha memperkeruh keadaan dan sengaja membuat gaduh dengan berbagai cara.
“Kita sudah sepakat untuk pemilu damai, namun seperti ada intrik oleh oknum-oknum tertentu yang terus ingin memecah belah. Saya harap media jangan terpancing,” jelas salah satu Kepala Departemen DPP Partai Gerindra ini.
Sebagai penutup, Nikson menyampaikan pesan agar semua dapat mengawal pilpres ini dengan baik, sebab ini bukan hanya sekedar kompetisi, tapi ini tentang persoalan masa depan bangsa yang harus diperjuangkan.
“Saya harap, kita semua dapat bekerjasama mengawal pilpres ini dari propaganda pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Banyak hal yang harus kita pikirkan sebab ini merupakan perjuangan nasib bangsa ke depan. Kita tidak boleh terkecoh,” tutup Nikson. [Obe]