
Bekasi, aspirasipublik.com – Penurunan jumlah warga yang berkunjung ke Pasar Wisma Asri, Bekasi Utara, merosot setelah pengumuman 2 pedagang di pasar itu positif virus korona.
Salah seorang pedagang, Anton, menyebut hasil swab test yang diumumkan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi tidak benar.
“Memang kemarin (Minggu, 10 Mei) di sini ada tes swab, tapi hasilnya negatif semua dan tidak benar itu hasilnya (positif) dan udah diumumkan melaui media-media itu kemarin,” ucap Anton kepada Rabu (13/5/2020).
Akibatnya, pedagang merasakan dampak pengumuman itu: pengunjung sepi dan otomatis barang dagangan mereka tak laku.
“Ya kasihan para pedagang-pedagang yang ada di sini, yang menjadi korbannya. Orang yang belanja jadi takut,” ucap dia. Kata dia, kedua pedagang itu menderita penyakit bawaan.
“Yang satu liver, dan yang satunya kena tipes. Sekarang juga dia udah mulai jualan lagi,” ucapnya.
Lanjut Anton, dalam sehari biasanya dia dapat menjual 25 ekor ayam, tapi sejak ada pengumuman pedagang Pasar Wisma Asri positif korona angka penjualan seperti itu mustahil dia dapat.
“Penjualan sekarang tukang ayam cuma bisa menjual 5 ekor aja. Pada nangis semua pedagang,” kata dia.
Pada 12 Mei 2020 beredar video sekumpulan pedagang Pasar Wisma Asri yang memprotes pengumuman hasil swab test oleh Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi. Mereka menegaskan hasil swab test itu tidak benar karena kedua pedagang itu memiliki penyakit bawaan, bukan virus korona.
Warga Wisma Asri, Bagas (40), mengaku takut belanja ke pasar itu setelah membaca pengumuman 2 pedagang di sana positif korona berdasarkan swab test. Tapi, dia tak punya pilihan lain dan harus berbelanja di pasar itu.
“Kalau hasilnya benar positif, kita juga takut ya untuk beli di pasar ini. Tapi, mau gimana lagi. Ini pasar yang paling dekat sama rumah,” demikian Bagas.
Berdasarkan penuturan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi pada 11 Mei, 2 pedagang yang positif korona berdasarkan swab testadalah warga Babelan, Kabupaten Bekasi; dan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. (Prima/Pardamean)