
Bogor, aspirasipublik.com – Masa Pandemi Wabah Covid-19 masih berlanjut, tapi tidak seganas beberapa waktu lalu. Menurut pengumuman Pemerintah Pusat bahwa Pulau Jawa dan Bali sudah berada ditahap level 3, begitu juga Kabupaten Bogor banyak yang menjadikan aktifitas nya di berbagai kalangan. Seperti dibidang Pendidikan, uji coba pun dilaksanakan di SMPN 1 Jasinga dengan menerapkan Protokol Kesehatan yang ketat dan membagi jam pelajaran menjadi 2 shif setiap kelasnya.
Wakasek Kesiswaan Dwi Nur kholis. SPd. MM mengatakan, sesuai instruksi Mendikbud maka dilakukanlah ujucoba.
“Untuk Kabupaten Bogor dan terakhir PPKM level 4 itu kan tanggal 23 Agustus, setelah itu oleh pemerintah pusat Jabodetabek turun level dari level 4 menjadi level 3. Menurut menteri pendidikan Boleh mengadakan PTM dengan kapasitas 50% dan di hari Jumat kemarin sampai sekarang kami belum menerima kabar jelasnya Seperti apa tapi berdasarkan himbauan menteri pendidikan kami memberanikan diri memulai hari ini,”
Dwi menambahkan, uji coba yang dilaksanakan tidak mengikat jadi kalaupun dibatalkan maka akan diikuti pula.
“Kami mulai sekarang dan memberi namanya uji coba sambil menunggu info resmi dari dinas pendidikan jadi tetap kami mengacu dari dinas pendidikan, kalau di hari ini Ataupun besok kemudian ada info tidak boleh ada PTM maka kami juga mengikuti,” imbuhnya.
Dwi menjelaskan, tetap dengan kapasitas 50%, “Kami berharap karena dari itu banyak sekali mendalam dan sekolah Kami Insya Allah sangat siap jadi fasilitas-fasilitas protokol kesehatan sampai saatnya itu sudah kami bentuk dan sudah bekerja dengan maksimal di SMPN 1 Jasinga ini jadi kalau teknis PTM-nya pertama dengan kapasitas 50% jumlah siswa di kelas. Kalau 36 siswa nomor absen 1 sampai 18 itu masuknya jam 7 sampai jam 9 kemudian 1 jam untuk anak yang Sif pagi pulang baru sif kedua datang dimulai Jam 10 sampai 12.00,” jelasnya.
Dan tetap Prokes Ketat, “Pembelajarannya mengisi waktu untuk memberi mata pelajaran untuk jadwal-jadwal Normal itu 1 jam pelajaran 40 menit, karena ini ketentuan dari Menteri Pendidikan oleh PTM itu hanya 2 sampai 3 jam maka kami memutuskan dua shift maka diambilnya satu shift itu hanya 2 jam jadi 2 jam, jam 7 sampai jam 9 itu ada tiga pelajaran setiap pelajaran 2 jam pelajaran setiap 1 jam pelajarannya hanya 20 menit Jadi satu guru masuk ke kelas tersebut 40 menit Terus bel ganti pelajaran B lagi ganti pelajaran selesai tidak ada istirahat. Kemudian kantin tidak boleh buka biar anak-anak tidak ada kesempatan untuk berkumpul, kami sudah menyampaikan sosialisasi di IG di YouTube jadi anak sudah simulasi. Begitu datang ke SMPN 1 di Jasinga itu geografisnya tidak semua rumah dilalui angkot Jadi kami tidak bisa melarang yang bawa motor, jadi anak yang naik angkot anak yang jalan kaki begitu masuk gerbang sudah disiapin tempat cuci tangan kemudian, petugasnya siap untuk Cek suhu dan yang naik motor di gerbang pertama dia langsung lewat menuju ke parkiran motor di sana Ada petugas Satgas nya juga untuk.Cek suhu di sana Cuci tangan di sana dihimbau langsung masuk kelas,” pungkasnya. (Seno)