Lamteng, aspirasipublik.com – Untuk membantu masyarakat desa keluar dari kemiskinannya, sesungguhnya tergantung mereka sendiri. Namun demikian, bagaimana mereka bisa memulainya, tentu peran orang luar sangat diperlukan. Bisa birokrat, relawan, ilmuwan, tenaga profesional, dan lainnya, untuk melakukan prakarsa, karena orang luar tersebut memiliki kekuatan, kemampuan, sumber daya yang lebih dan dapat digunakan untuk memobilisir dalam memberdayakan orang-orang di perdesaan. Orang-orang luar tersebut dapat melakukan sesuatu sesuai dengan forsi dan kemampuannya untuk membantu masyarakat di berbagai wilayah perdesaan.
Ada banyak penyebab terjadinya kemiskinan di masyarakat perdesaan, misalnya dari lemahnya kekuatan ekonomi, hubungan sosial yang renggang, hak atas kekayaan dan kekuasaan tidak merata, kerusakan lingkungan, ketrampilan rendah, pendidikan rendah, penguasaan aset terbatas, bencana alam, perampasan, cuaca buruk, birokratis, distribusi terhambat, kepadatan penduduk, gagal meningkatkan hasil panen, dan lain sebagainya. Kondisi-kondisi demikian membelit masyarakat perdesaan sehingga mereka dalam kondisi kemiskinan, dan sebagian besar sulit keluar dari jeratan kemiskinan, bahkan hidup dalam lingkaran kemiskinan (cycle of poverty). Jika orang tuanya miskin, generasi berikutnya menjadi miskin, karena dengan kemiskinannya itu, anak orang miskin tidak mendapatkan akses pendidikan yang cukup, ketrampilan yang memadai, sehingga kawin di usia dini, tanpa pekerjaan, dan akhirnya berada dalam kubangan kemiskinan
Untuk mewujudkan hal tersebut diatas, menjauhkan masyarakat dari kemiskinan kepala desa seluruh Indonesia dengan kucuran dana desa tahun 2018 yang bersumber dari pusat tidak akan disia – siakan, salah satunya yaitu kepala kampung rantau jaya Ilir bapak WAYAN SUTRATMA DURYA, beliau berjuang serta berusaha semaksimal mungkin mengelola dana desa serta merealisasikan dana tersebut untuk pembangunan kampung, yaitu untuk pembangunan jalan onderlag dengan panjang 2118 meter pada dusun 6 dan dusun 7, sumur bor 2 titik yang terletak di tempat ibadah yaitu untuk tempat ibadah di gereja serta di pure yaitu didusun 6 dan dusun 7, serta gorong-gorong 9 titik yaitu di dusun 1, 2, 5, 6 dan 7.
Dalam pelaksanaannya kepala kampung bapak durya mengutamakan kebersamaan dalam membangun desanya karna pola kebersamaan bisa mempererat dan menyatunya kekuatan antara pemerintah desa dan masyarakat, “warga sangat terbantu dengan adanya pembangunan jalan onderlag di jalan-Jalan kampung ini yang tadinya warga mengeluarkan hasil bumi dengan mengupah tenaga kuli dengan puluhan ribu sampai dengan ratusan ribu, sekarang sudah bagus jalan sehingga mobil angkutan untuk hasil bumi bisa langsung ke lokasi peladangan dimana tempat hasil tanaman tersebut dipetik, sehingga dari hasil program add ini membantu mempercepat / memajukan ekonomi khusus nya di kampung rantau jaya Ilir ini ungkapnya. (Lucky)