Jakarta Utara, aspirasipublik.com – Penghargaan Inovasi Cegah Stunting 2021 diselenggarakan secara virtual pada Kamis (25/11). Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi nyata dan inovatif dalam upaya menurunkan angka stunting di Indonesia.
Perwakilan Jakarta Utara, Dwi Fajar Ulfah, menjadi satu dari total dua belas penerima penghargaan pada acara yang diinisiasi oleh Habibie Institute for Public Policy and Governance (HIPPG) FIA UI dan Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes) serta didukung oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Proposal yang diajukan oleh perwakilan Jakarta Utara mengangkat judul Beting Manja (Berantas Stunting Masyarakat Kecamatan Koja), yang mana dilakukan melalui inovasi program sule (serba unsur lele), pembuatan kerupuk lele yang menarik untuk dikonsumsi, termasuk tulang dan kepala ikan lele yang sebelumnya merupakan sampah atau limbah kemudian diolah menjadi adonan pelapis tempe, sehingga menjadi keripik yang sangat renyah dan juga bergizi tinggi. Kuantifikasi perbaikan dari penerapan sistem pengolahan limbah ikan lele menjadi olahan pangan ini telah mengurangi emisi CH4 sebesar 0.0051 ton.
Terdapat 185 proposal yang berasal dari 95 kota/kabupaten di 26 provinsi yang diperlombakan dalam penghargaan ini. 185 proposal tersebut terdiri dari enam kategori, yaitu edukasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, kolaborasi lintas sektor, penggunaan teknologi informasi, pemanfaatan dan pengolahan pangan lokal, serta kategori lainnya. Jawa Tengah menjadi provinsi penyumbang proposal terbanyak, dengan total 31 proposal yang diajukan, sedangkan Kendari menjadi kota penyumbang proposal terbanyak, dengan total 31 proposal yang diajukan.
Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim, mengucapkan terima kasih atas kesempatan dan apresiasi yang diberikan kepada Kota Administrasi Jakarta Utara untuk turut berperan dalam upaya penggerakan pencegahan stunting. “Seperti yang kita ketahui, bahwa ini adalah target nasional dan untuk Jakarta Utara, kita juga sudah melakukan sampai aksi kedelapan, yaitu review bagaimana kita melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan stunting. Dari tahun 2020 kita angka preferensinya 3.3% dan tahun 2021 ini sudah menurun angka preferensinya menjadi 1.02%”, ungkap Ali saat memberikan sambutan secara virtual saat menghadiri Penghargaan Inovasi Cegah Stunting di Ruang VIP, Kantor Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara.
Inovasi Beting Manja ini melibatkan kolaborasi semua pihak, yaitu pemerintah, pihak swasta, masyarakat, dan juga dunia akademisi. “Inilah yang dilakukanan oleh Puskesmas Koja dan PT Pertamina, dimana sudah melakukan bentuk kolaborasi, sehingga menghasilkan inovasi yang membawa manfaat terhadap perbaikan gizi masyarakat di wilayah Kecamatan Koja dengan memanfaatkan budi daya ikan, terutama lele, dalam ember, yang kemudian diolah menjadi makanan-makanan yang banyak variannya dan menambah asupan gizi untuk anak-anak balita kita yang stunting. Dan juga sudah dapat kita pasarkan secara online, sehingga meningkatkan ekonomi keluarga-keluarga di wilayah Kecamatan Koja”, tutur Ali.
Ali menambahkan bahwa ia dan jajarannya selaku Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara selalu mendukung setiap upaya pencegahan dan penanggulangan stunting. “Semoga ke depannya akan lebih banyak inovasi-inovasi baru dari kita semua sebagai upaya kita melakukan pencegahan dan penanggulangan stunting di wilayah Jakarta Utara” (Eduardus)