Rabu, November 29, 2023

Bukan Wacana Atau Isu Belaka, Ternyata Benar, Lidi Sawit Sekarang Memang Mempunyai Nilai Ekonomis Alias Sumbernya Uang

Must Read

H. Narya Sunarya Calaon Anggota DPRD Kabupaten Bogor Terus Perkuat Silaturahmi

Bogor, aspirasipublik.com – Silaturahmi sangatlah penting, selain untuk mempererat tali persaudaraan juga untuk kesehatan dan menambah ilmu pengetahuan. Tanpa...

Proyek Lanjutan Pembangunan GSG RW: 09 Desa Suradita Terkesan Tertutup dan Tidak Transparan

Tangerang, aspirasipublik.com – Perencanaan adalah tonggak awal sebuah kegiatan, proses perencanaan menjadi acuan serta peta jalan suatu program, hal...

Ketua FKDM Kali Baru Jaharudin Berkomitmen Terkait Ngopi Bareng Di Plaza Kali Baru

Jakarta, aspirasipublik.com - "Wawancara Dengan Ketua FKDM Kali Baru" Ketua FKDM Kali Baru Jaharudin Berkomitmen akan mengawal untuk Suksesnya...

Pasaman Barat, aspirasipublik.com – Dalam dua bulan terakhir, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sentral Aden Joyo Lidi Pasbar yang bergerak sebagai pengepul lidi sawit dan lidi kelapa hadir di Limau Purut Jorong Sidodadi Nagari Kinali Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat.

Kedepannya, UMKM Sentral Aden Joyo ini berencana akan mendaftarkan diri sebagai badan usaha berbentuk koperasi.

Juriawati (41) ketua pembina Central Aden Joyo Lidi Pasbar warga Sidodadi mengatakan “Selain kami meraut langsung lidi sawit, Komunitas UMKM Sentra Aden Joyo juga menampung dan mengajak warga sekitar usaha meraut lidi sawit, Hasilnya lumayanlah,” katanya didampingi anggota Aden Joyo di Kinali, Jumat (9/7/2021).

“Alhamdulillah, sekarang untuk kali kedua kita menimbang lidi untuk dijual kepada pihak Eksportir, sebulan yang lalu ada sekitar satu ton lidi sawit dijual, hasilnya tambah uang belanja keluarga,”

“Kurang tiga Minggu, kami mengumpulkan 512 kg lidi sawit, dan 21 kg lidi kelapa,” urainya.

Lebih lanjut Ia mengungkapkan “Awalnya kami ragu, apa benar lidi sawit laku dijual, setelah lebaran kemarin mulai mengumpulkan lidi sawit. Lalu Pihak pembeli Ajo Zal datang lagi dan langsung membayar lidi sawit kurang lebih satu ton,”

“Sejak itulah, Kami memberitahukan khalayak ramai. Sekarang Hampir seluruh tetangganya meraut lidi sawit, mengisi waktu senggang, dapat uang,” jelas mbak Juri.

Saat disambangi, Zendra Yenita Kabid Promosi dan pemasaran Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Pasaman Barat meninjau Komunitas Aden Joyo Sidodadi kagum dengan ketejunan emak- emak dan remaja keluarga serta tetangga mbak Juriawati sedang meraut lidi sawit.

” Saya salut melihat mereka asyik meraut lidi sawit dengan pisau yang bergerigi. Daun sawit diraut hingga tersisa lidi sawit. Ini solusi ekonomi disaat sulit,” pungkas Zendra.

“Saya dari dinas koperasi dan UMKM kabupaten Pasaman Barat mengapresiasi Sentral Aden Joyo Lidi Sawit Pasbar sudah menjalin kerja sama dengan pihak eksportir yang ada di Pekanbaru yang difasilitasi Ajo Zal,” sebutnya.

“Dari harap mbak- mbak Aden Joyo, Kedepannya kita usahakan bantuan modal, berupa mesin peraut lidi, semoga terealisasi dari Dinas Koperasi dan UMKM Pasbar,”

“Semoga sukses selalu usahanya dan memberikan peluang usaha terhadap warga yang kurang pendapatan keluarga sehingga menjadi kegiatan yg menghasilkan uang. selalu kita dukung terus,” puji Zendra Persit.

Ajo Syafrizal pengumpul lidi menyampaikan, perusahaan eksportir di Pekanbaru sudah ada yang mengirimkan lidinya. Saat ini kami sudah mendapatkan sekitar 6 ton lidi. Lidi sawit ini akan di ekspor ke Pakistan dan India,” katanya Ajo Zal disela menimbang lidi sawit Aden Joyo.

Lebih lanjut Ajo Zal berpendapat, sejumlah pihak menyambut positif kehadiran usaha ini. Hal tersebut karena lidi yang selama ini dibiarkan kering dan membusuk di kebun dapat dimanfaatkan dengan baik dan juga dapat menambah pendapatan karyawan industri perkebunan yang bersangkutan.

Kedepannya sasaran kerja sama yang akan dibangun yakni koperasi-koperasi yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan perusahaan sawit dan komunitas lainnya.

Di tengah kesulitan ekonomi saat ini, kita harapkan dukungan dari berbagai pihak untuk membuat terobosan dan bantuan bagi pelaku usaha UMKM untuk kembali bangkit dan memberdayakan potensi yang ada bernilai ekonomis.

Masyarakat harus bersatu, bergotong royong bagaimana membangkitkan ekonomi terutama usaha mikro.

Mengingat kembali seruan Bung Karno Bangsa Indonesia merdeka dengan persatuan dan kesatuan yang kuat melalui perjuangan bersama dan gotong royong.

Menganologikan sebatang sapu lidi. Jika tidak diikat maka tidak akan berdaya guna. Satu lidi tak berdaya guna. Jika diikat bersatu maka akan kuat dan memberikan manfaat bagi orang lain.

Selama ini lidi kelapa sawit hanya terbuang dibiarkan melepuh. Hari ini, lidi kelapa sawit itu bisa diberdayakan bernilai ekonomis yang layak untuk diekspor.

“Lidi sawit selama ini terbuang begitu saja. Padahal bernilai ekonomis yang bisa diekspor menambah penghasilan. Lidi bisa naik kelas menghidupi keluarga di tengah sulitnya ekonomi di tengah pandemi COVID-19,” katanya

Sejak 3,5 bulan ini, ia berinisiatif mengumpulkan lidi sawit yang selama ini terpinggirkan dan terbuang begitu saja.

Saat ini masyarakat bisa mengumpulkan lidi sawit kering dan dihargainya Rp2.000-Rp2.500 per kilogramnya.

“Terpenting lidi sawitnya kering dan tidak hitam atau lapuk dengan ukuran 70 sampai 85 centimeter,” katanya.

Saat ini ia telah berhasil mempekerjakan 25 orang peraut lidi sawit. Rata-rata satu orang meraut lidi dengan manual mampu mengumpulkan 10 sampai 15 kilogram. Satu kilogram lidi rata-rata 250 sampai 300 batang lidi.

Diperkirakan bisa menghasilkan uang 150 perminggu dengan kerja sambilan. Apalagi jika sudah menggunakan alat yang bisa mempercepat memisahkan lidi dengan daunnya.

“Usaha ini alternatif penambah penghasilan masyarakat. Jika dikerjakan dalam jumlah besar maka akan mampu meningkatkan penghasilan masyarakat dari lidi sawit,” kata Ajo.

Dalam jangka waktu 3,5 bulan sambil mengumpul dan sosialisasi kepada masyarakat, ia sudah berhasil mengumpulkan lima ton lebih lidi sawit.

Selain mempekerjakan masyarakat, ia juga menampung lidi masyarakat yang mulai meraut lidi secara manual.

“Lidi yang kita terima dengan syarat kering dan tidak rapuh. Kita langsung membayar di tempat,” sebut dia.

Apalagi saat ini permintaan lidi cukup tinggi. Permintaan saat ini 35 ton perminggunya untuk diekspor ke negara India.

Dia menyadari sebagai tahap awal butuh perjuangan untuk menyosialisasikan ke mayarakat tentang nilai ekonomis lidi itu.

Nanti jika sudah mencapai enam ton maka langsung bisa di bawa ke Pekanbaru untuk dikumpulkan sebelum di ekspor ke India.

Saat ini ia telah mendirikan gudang penampung di Jorong Siodado Kinali, AMP 3 dan di Lubuak Batang Kapa Utara Simpang Padang Panjang Nagari Kapa, Kecamatan Luhak Nan Duo dan depan Kampus Yapptip Simpang Empat.

“Mudah-mudahan kedepannya pemerintah dapat memberikan pembinaan dan bantuan peralatan mesin agar proses perautan lidi semakin cepat,” harap Ajo Zal. (Dodi ifanda)

- Advertisement -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
Latest News
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -