Gelar Webinar Ekowisata Ke 2, SERA Institute Mengajak Semua Pihak Terus Bersinergi Selama Masa Pandemi

Jakarta, aspirasipublik.com – Jum’at, (6/08/21), Webiner pertama yang dilaksanakan dengan mengangkat tema “Ekowisata Pasca Pandemi”. Tanggal Jum’at 30 Juli 2021 kegiatan ini adalah untuk mengkaji serta merekomendasikan produk kebijakan pemerintah dalam meningkatkan pariwisata berbasis ekologi yang aman bagi lingkungan melalui diskusi yang dilaksanakan secara daring.Dengan Narasumber , DR. Stefie H.A. Laimeheriwa (Founder Gerakan Kei Cerdas)., Sukarmin Idrus, M.Si (Dosen Universitas Pasifik, Morotai).,Dini Yuliana Solin (Kabid. Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif PB KOHATI HMI).

Dan dilanjutkan dengan webinar kedua tanggal 6 Agustus 2021 dengan mengusung tema mengenai Ekowisata digelar Sinergi Nusantara (SERA) Institute bekerja sama dengan jaringan komunitas kreatif, di antaranya: Gerakan Kei Cerdas (GKC), Komunitas Pecinta Literasi (Kopitalis) dan EpistemiCamp. Webinar atau atau diskusi virtual tersebut dilaksanakan secara serial dengan topik yang beragam. Memasuki seri kedua, SERA Institute mengangkat topik tentang Resiliensi Masyarakat Lokal: Tantangan bagi Ekowisata Berkelanjutan.

“Serial diskusi ini, selain sebagai upaya kecil kami membangun sinergi gagasan dan gerakan dengan semua pihak, dalam hal ini baik pemerintah maupun non-pemerintah, diskusi ini sekaligus sebagai ruang edukasi bagi masyarakat,” jelas Muhar Syahdi Difinubun, Direktur Eksekutif SERA Institute, saat dihubungi di sela – sela kesibukannya pasca kegiatan diskusi tersebut.

Menurutnya, selama masa pandemi, apalagi pada saat PPKM ini, mestinya fokus pemerintah terhadap peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat tidak lantas mengabaikan fokus pemerintah yang lain untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat.

Sementara satu dari sekian opsi yang ada untuk membantu memulihkan kebutuhan ekonomi masyarakat, justru berada di sektor pariwisata. Ia menambahkan, justru bermula dari aktivitas pariwisata, maka muncul kemudian gerakan yang berorientasi pada kelestarian atau konservasi lingkungan serta ketahanan budaya yang hidup di masyarakat.

Webinar Ekowisata seri 2 tersebut, menghadirkan dua narasumber dengan latar belakang serta kepakaran pada bidangnya masing-masing. Narasumber pertama adalah Maimuna Renhoran, SH, MH., akademisi Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant), yang juga eks aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ia lebih menyoroti mengenai aspek marine ecotourism (ekowisata bahari) sebagai tolok ukur pengembangan ekowisata berbasis masyarakat, terutama masyarakat kepulauan seperti di Kepulauan Kei, Maluku.

Sementara narasumber berikut adalah Ade Putri Paramadita, seorang penulis, Culinary, Storyteller. Melalui pengalamannya mengunjungi daerah tertentu, terutama di wilayah Timur Indonesia, salah satunya di Tanimbar Kei menjadi kesan tersendiri baginya. Menurutnya, aksesibilitas adalah problem utama yang dihadapi masyarakat lokal seperti di Tanimbar Kei. Namun demikian, kerukunan yang terjalin di antara masyarakat di sana, justru menjadi modalitas sosial untuk terus bertahan melangsungkan penghidupan dari pemberian alam. Rata-rata bersumber dari laut.

Diskusi dipimpin oleh Fahmi Fadirubun, seorang akademisi pendidikan lingkungan sekaligus doctor lulusan Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Diskusi virtual tersebut dihadiri para partisipan dari berbagai latar belakang profesi maupun wilayah di Indonesia.

Harapa untuk diskusi lanjutan ke tiga akan menghadirkan unsur pemerintah daerah kabupaten , maupun pemerintah provinsi dan pemerintah pusat ,untuk dapat menjawab  Konsep Ekowisata secara menyeluruh dalam Persamaan peresepsi dan Komitmen dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat, terutama masyarakat di Kepulauan Kei, Maluku. (RR Watimena, DF Watimena)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *