Rabu, November 29, 2023

Kota Singkawang Dijuluki Kota Toleran Dengan Skor tertinggi, Pj Walikota: Teguh dan Komitmen Merawatnya

Must Read

H. Narya Sunarya Calaon Anggota DPRD Kabupaten Bogor Terus Perkuat Silaturahmi

Bogor, aspirasipublik.com – Silaturahmi sangatlah penting, selain untuk mempererat tali persaudaraan juga untuk kesehatan dan menambah ilmu pengetahuan. Tanpa...

Proyek Lanjutan Pembangunan GSG RW: 09 Desa Suradita Terkesan Tertutup dan Tidak Transparan

Tangerang, aspirasipublik.com – Perencanaan adalah tonggak awal sebuah kegiatan, proses perencanaan menjadi acuan serta peta jalan suatu program, hal...

Ketua FKDM Kali Baru Jaharudin Berkomitmen Terkait Ngopi Bareng Di Plaza Kali Baru

Jakarta, aspirasipublik.com - "Wawancara Dengan Ketua FKDM Kali Baru" Ketua FKDM Kali Baru Jaharudin Berkomitmen akan mengawal untuk Suksesnya...

Jakarta, aspirasipublik.com – Kota Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar), kembali menjadi kota paling toleran dengan skor tertinggi berdasarkan rilis laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2022 oleh SETARA Institut.

Pj Walikota Singkawang Sumastro mengatakan semangat menjaga dan merawat toleransi di Kota Singkawang terus ditingkatkan dan dilanjutkan. Kalau boleh menoleh ke belakang Singkawang ada perjalanan sejarah yang menyedihkan, itu memberikan catatan kelam bagi masyarakat dengan tragedi kemanusiaan kerusuhan sosial antar etnis, masa transisi perubahan orde lama ke orde baru dimana saudara-saudara kita warga etnis Tionghoa yang harus dipindahkan dari desa-desa ke kota sekarang, tragedi antar etnis Melayu dan Madura.

“Ini menjadi pembelajaran penting, kami betul-betul merasakan bahwa hal itu menjadi karunianya toleransi bagi kami, bila dibandingkan hidup di era yang lalu penuh dengan konflik dan bentuk-bentuk intoleransi yang dominan. Ini menjadi modal sosial dan bentuk refleksi, mindset dan value kami untuk menjaga satu kondisi nilai-nilai toleran dan keberagaman dalam rangka memperkuat kebersamaan” ujar Sumastro di At America, Jakarta, Rabu (20/9/2023).

Para pendahulu kami juga mengajarkan bahwa pada masa lalu rumah ibadah berdekatan. Ini adalah bentuk legacy yang ditinggalkan leluhur kami dimana letak Masjid, Vihara dan Gereja tidak berjauhan. Ini juga menjadi refleksi sejarah kenapa di masa lalu bisa begitu dan mengapa di masa kini kita harus bertengkar. Ini kata kuncinya adalah ketulusan dan keterbukaan komunikasi yang benar-benar genuine dari tokoh-tokoh masyarakat dan promote oleh pemerintah.

Menjelang tahun politik toleransi harus dijaga dan dirawat secara ketat. Hate speech dan hoax yang bertebaran di media sosial harus dilawan dengan mencari dan menangkap pelakunya.

Generasi milenial dan Gen Z juga kami mendorong agar semangat toleransi ini menjadi perekat komunikasi sosial yang sehat, bermoral dan berkeadaban, tutupnya. (Al)

- Advertisement -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
Latest News
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -